Rabu, 13 Maret 2013

Artikel Ilmiah

Perkembangan Tentang IFRS
Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles), juga FASB (Financial Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB). Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012 beralih ke IFRS. Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia. Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara.
Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agencyproblem. Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-masing manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut memang pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang tergabung dalam asosiasi. Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan mengaudit laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang dibuat oleh FASB. Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu US-GAAP dan IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC). IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau asosiasi-asosiasiprofesi dari negara-negara Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda,dan Inggris.
Komite ini kemudian menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS.Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya IFRS. Agency Problem adalah masalah jarak antara Principle dan agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik danburuh atau pekerja yang disebut agency relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan tentang aset, resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaanyang dibuat oleh agent dan diserahkan kepada principles (pemilik). Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hubungan baik antara principles danagent disebut agency cost. Fenomenainilah yang kemudian mendorong International Accounting Standard Boards (IASC)melakukan percepatan harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebutIFRS. Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International FinancialAccounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (BadanPengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya,  pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana MoneterInternasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.
Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggungjawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible. Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat (listed).
Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia,Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS. Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS,yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannyaberdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS,artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akanmembuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkinakan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan. PerkembanganStandart Akuntansi di Indonesia : Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dankemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994,Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesiadengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut.
Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besarharmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB. Pada periode 1994-2004, ada perubahanKiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadikebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan InternationalAccounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuanganIndonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsidari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri. Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensiIFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan(SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupunpenambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007,dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakartaditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketikaitu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalamperjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsibaru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. Pengertian Konvergensi IFRS Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah kumpulan dari standar akuntansi yang dikembangkan oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang menjadi standar global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik. Terdiri dari 15 anggota darisembilan negara, termasuk Amerika Serikat. The IASB mulai beroperasi pada tahun 2001ketika ia menggantikan Komite Standar Akuntansi Internasional. Hal ini didanai olehkontribusi dari perusahaan-perusahaan akuntansi yang besar, lembaga-lembaga keuanganswasta dan perusahaan-perusahaan industri, pusat dan bank pembangunan, rezim pendanaannasional, dan internasional lainnya serta organisasi profesional di seluruh dunia. Sementara AICPA adalah anggota pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional, para pendahuluIASB organisasi, tidak berafiliasi dengan IASB.
IASB tidak sponsor yang mendukung maupun yang sumber daya AICPA’s IFRS website(www.IFRS.com). Sekitar 117 negara memerlukan izin atau terdaftar domestik IFRS untukperusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa. Negara-negaralain, termasuk Kanada dan India, diharapkan untuk transisi ke IFRS pada tahun 2011.Meksiko berencana untuk mengadopsi IFRS untuk semua perusahaan yang terdaftar mulaitahun 2012. Beberapa memperkirakan bahwa jumlah negara-negara yang memerlukan ataumenerima IFRS bisa tumbuh hingga 150 dalam beberapa tahun mendatang. Jepang telahmemperkenalkan sebuah peta jalan untuk adopsi itu akan memutuskan pada tahun 2012(dengan adopsi direncanakan untuk 2016). Negara-negara lain masih memiliki rencana untukberkumpul (menghilangkan perbedaan signifikan) standar nasional mereka dengan IFRS. Banyak orang percaya bahwa penerimaan IFRS di Amerika Serikat oleh SEC untukperusahaan publik adalah niscaya. Selama bertahun-tahun, SEC telah menyatakan dukungannya untuk seperangkat inti standar akuntansi yang dapat berfungsi sebagai kerangkakerja untuk pelaporan keuangan dalam penawaran lintas batas, dan telah mendukung upaya dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dan IASB untuk mengembangkan suatu setumum berkualitas tinggi standar global. November 14, 2008, SEC mengeluarkan komentar publik peta jalan yang mengusulkan transisi bertahap untuk wajib adopsi IFRS oleh perusahaan publik AS. Pada tahun 2009, krisis keuangan di SEC memfokuskan kembali prioritas lain. Namun, belakangan pernyataan dari pejabat SEC, termasuk kepala akuntanJames Kroeker, menunjukkan bahwa Komisi akan memberikan kejelasan pada niat untuk IFRS pada akhir tahun. Selain itu, rancangan SEC Lima Tahun Rencana Strategis termasuk komitmen untuk standar global.
Ruang Lingkup Standart Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertama kalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaiandengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan keuangan perusahaan yang pertama kalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interimuntuk periode pelaporan tertentu) menyediakan titik awal yang memadai dan transparankepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.
Konsep Pokok IFRS:
1.Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertamayang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS(sebagai contoh 31 Desember 2006).
2.Tanggal transisi (transition date) adlah tanggal neraca awal untuk laporan keuangankomparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah31 Desember 2006). Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut: 1. Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi 2. Nilai wajar jumlah penilaiankembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.
3. Employee benefits
4. Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing,muhibah (goodwill), Dan penyesuaian nilai wajar
5. Instrument keuangan termasuk akuntansilindung nilai (hedging)
Sumber: http://www.slideshare.net/kiki_ariani/perkembangan-tentang-ifrs
Opini saya tentang artikel ini adalah:
            Munculnya IFRS ini merupakan akibat dari perkembangan global yang berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.
            Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem. Agency Problem disini maksudnya adalah masalah jarak antara Principle dan agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut agency relation, yaitu informasi.
            Hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard karena beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkinakan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.

Nama : Endang Kusumawati
NPM : 25209230
Kelas : 4EB11
Softskill Akuntansi Internasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar