→PERKEMBANGAN
Standar dan praktik akuntansi di setiap
Negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi,
sejarah, kelembagaan dan budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan
antarnegara. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional
juga dapat membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan
bisnis. Berikut ini karakteristik era ekonomi global:
1.
Bisnis Internasional
2.
Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk
mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini
terjadi pada perusahaan multinasional
3.
Ketergantungan pada perdagangan internasional
Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi
perkembangan akuntansi internasional. Tujuh faktor utama ekonomi, sejarah
social, dan/ atau kelembagaan dan merupaka faktor yang sering disebutkan oleh
para penulis akuntansi.
1. Sistem pendanaan
2. Sistem hukum
3. Perpajakan
4. Ikatan politik dan Ekonomi
5. Inflasi
6. Tingkat perkembangan ekonomi
7. Tingkat pendidikan
8. Budaya
→NILAI AKUNTANSI
Gray mengidentifikasi
4 nilai akuntansi:
1.
Profesionalisme vs Statutory Control
Kemampuan
untuk melakukan judgement profesionalis secara individu serta berusaha
mempertahankan regulasi professional yang mandiri dilawankan dengan kepatuhan
terhadap persyaratan legal dan statutory control.
2.
Uniformity vs Flexibility
Kecenderungan
untuk melakukan praktek akuntansi yang seragam dan konsisten antarperusahaan
dibandingkan dengan tingkat fleksibilitas untuk menerapkan praktek disesuaikan
dengan kondisi suatu perusahaan.
3.
Conservatism vs Optimisme
Kecenderungan
orang untuk berhati-hati terhadap suatu tingkat resiko saat ini maupun
ketidakpastian di masa depan dibandingkan dengan perilaku yang lebih optimis
dan keberanian untuk mengambil resiko.
4.
Secrecery vs Transparancy
Kecenderungan
untuk melakukan pembatasan pengungkapan informasi mengenai bisnis hanya pada
pihak-pihak yang terlibat intens dengan manajemen dan keuangan dibandingkan
dengan yang lebih transparan dan terbuka.
Alasan-alasan
perusahaan Go Internasional:
1. Theory
pf comparative advantage
2. Imperfect
market theory
3. Product
cycle theory
4. Transfer
technology and Strategic Alliance
Tantangan bagi
profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi:
1. Skill
dan kompetensi yang dimiliki
2. Memahami
Cross Functional Linkages, akuntan tidak hanya cukup mahir dalam teknik,
prosedur dan standar akuntansi tetapi juga harus biasa memandang bisnis sebagai
suatu bentuk terintegrasi. Seperti : kualitas produk, fleksibilitas produksi
dan kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor dengan cepat agar bias
memenangkan persaingan global
3. Analisis
keuangan dan perbandingannya
→ KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami
dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda.
Kita juga dapat menganalisis apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu
atau berbeda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi
keuangan menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi mengungkapkan struktur
dasar di mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan dan apa yang
membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan
mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan
lebih baik.
Klasifikasi akuntansi internasional dapat
dilakukan dalam dua cara: Dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi
dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman.
Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data
prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.
Ada empat
Pendekatan Klasifikasi
Klasifikasi awal
yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pertengahan tahun 1960-an. Ia
mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di
Negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar.
(1)
Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktik akuntansi didapatkan dari
dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Tujuan
perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional, karena
perusahaan bisnis mengordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional.
Oleh karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional berupa lapangan kerja
yang stabil dengan menghindari perubahan besar dalam siklus bisnis akan
menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Atau, untuk mendorong
perkembangan industry tertentu, suatu Negara dapat mengizinkan penghapusan
pengeluaran modal secara cepat pada beberapa industry tersebut. Akuntansi di
Swedia berkembang dari pendekatan makroekonomi.
(2)
berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi berkembang dari
prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu
yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini,
perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya
bahwa perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan
mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya
penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini.
Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonomi.
(3)
berdasarkan pendekatan disiplin independen, akuntansi berasal dari
praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan
dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Akuntansi dianggap sebagai fungsi
jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan, dan
bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia
nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman, praktik,
dan intuisi. Akuntansi berkembang dengan cara yang sama. Sebagai contoh, laba
secara sederhana merupakan hal yang paling bermanfaat dalam praktik dan
pengungkapan secara pragmatis dalam menjawab kebutuhan para pengguna. Akuntansi
berkembang secara independen di Inggris dan Amerika Serikat.
(4)
berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandardisasi dan
digunakan sebagai alat untuk kendali administrative oleh pemerintah pusat.
Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan dan penyajian akan memudahkan
informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara umum,
pendekatan seragam digunakan di Negara-negara dengan ketelibatan pemerintah
yang besar dalam perncanaan ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain
untuk mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan
mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam
merupakan pendukung utama pendekatan akuntansi secara seragam.
Akuntansi
juga dapat diklasifikasikan dengan system hokum suatu Negara.
(1)
Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi
terhadap penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan penuh dan pemisahan
antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber
keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan untuk kebutuhan infrmasi investor
luar. Akuntansi hukum umum disebut sebagai Anglo Saxon.
(2)
Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode memiliki karakteristik beorientasi
legalistic, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian
antara ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi ksumber
keuangan dan pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk
perlindungan kreditor. Akuntansi ini disebut juga continental. Pemberian
karakter akuntansi memparalelkan hal yang disebut sebagai model pemegang saham
dan pihak berkepentingan tata kelila perusahaan dalan Negara hukum umum dan
hukum kode.
Klasifikasi
yang didasarkan pada penyajian wajar versus kepatuhan hukum menimbulkan
pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti
(1)
depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu
aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang
diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum),
(2)
sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan
seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi
yang biasa (kepatuhan hukum),
(3)
pension dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan
(penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat berhenti
kerja (kepatuhan hukum).
→ KLASIFIKASI AKUNTANSI DAN SISTEM
PELAPORAN
Terdapat 2
pendekatan untuk klasifikasi sistem akuntansi yaitu:
1. Pendekatan
Deduktif
Berkaitan dengan
pendekatan deduktif ini ada empat pendekatan dalam perkembangan akuntansi:
1.
Macroeconomic Pattern
Dalam pendekatan
ini bisa dilihat bahwa ternyata akuntansi untuk bisnis berhubungan erat dengan
kebijakan perekonomian nasional. Tujuan perusahaan biasanya mengikuti
kebijakan ekonomi nasional. Beberapa Negara yang memakai pendekatan ini
adalah Swedia, Prancis, dan Jerman.
2. Microeconomic
Pattern
Dalam pendekatan
ini akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis. Konsep akuntansi
merupakan derivasi dari analisa ekonomi. Konsep utamanya adalah bagaimana
mempertahankan investasi modal dalam sebuah entitas bisnis.
3. Independent
Discipline Approach
Akuntansi
dipandang sebagai fungsi jasa dan diderivasikan dari praktek bisnis. Negara
Amerika dan Inggris menganut pendekatan ini.
4. Uniform
Accounting Approach
Akuntansi
dipandang sebagai alat yang efisien untuk administrasi dan control. Dalam hal
ini akuntansi digunakan untuk mempermudah penggunaan dan menyeragamkan baik
pengukuran, pengungkapan dan penyajian serta sebagai alat control untuk semua
tipe bisnis dan pemakai, termasuk manager, pemerintah dan otoritas perpajakan.
Klasifikasi yang
dilakukan G. G. Mueller yang dimuat dalam The International Journal of
Accounting (Spring 1968) yang menggunakan penilaian perkembangan ekonomi,
kompleksitas bisnis, situasi social politik serta sistem hukum, membagi
Negara-negara ke dalam 10 kelompok berdasarkan sistem akuntansi yaitu:
1.Amerika
Serikat / Kanada / Belanda
2.Negara-negara
persemakmuran Inggris
3.Jerman
/ Jepang
4.Daratan
Eropa (Tidak termasuk Jerman Barat, Belanda dan Skandinavia)
5.Skandinavia
6.Israil
/ Meksiko
7.Amerika
Selatan
8.Negara
Berkembang
9.Afrika
(tidak termasuk Afrika Selatan)
10.
Negara-negara Komunis
2. Pendekatan Induktif
Sementara
Nair dan Frank dalam The Accounting Review (Juli 1980) membagi Negara-negara ke
dalam 5 Group besar yaitu (1) model persemakmuran Inggris, (2) model Amerika
Latin / Eropa Selatan, (3) model Eropa Utara dan Tengah, (4) model
Amerika Serikat dan (5) Chili berdasarkan perbedaan dalam praktek
pengungkapan dan penyajian. Nair dan Frank juga menilai tingkat hubungan pengelompokkan
Negara-negara tersebut dengan sejumlah variable seperti bahasa, struktur
ekonomi dan perdagangan. Ternyata terdapat perbedaan antara pengungkapan
dan pengukuran di masing-masing kelompok Negara tersebut.
Sementara Nobes
dalam Journal of Business Finance and Accounting (Spring 1983) mengidentifikasi
faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi yaitu:
- Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan.
- Tingkat kepastian hukum.
- Peraturan pajak dalam pengukuran.
- Tingkat konservatisme.
- Tingkat keketatan penerapan dalam historical cost.
- Penyesuaian replacement cost.
- Praktek konsolidasi.
- Kemampuan untuk memperoleh provisi.
- Keseragaman antar perusahaan dalam menerapkan peraturan.
Kesimpulan yang
saya dapat dari artikel diatas adalah
~ mengetahui
bagaimana perkembangan akuntansi internasional.
~ mengetahui factor-factor
yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional.
~ mengetahui 4
nilai akuntansi menurut Gray.
~ mengetahui
tantangan bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi.
~
mengetahui klasifikasi akuntansi internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar