Senin, 19 Desember 2011

Harapan dan Kenyataan

Tuhan Maha Bijaksana, karenanya Tuhan maklum, jika manusia menaruh harapan pada ketinggian langit.
Sebaliknya manusia juga wajib maklum, jika dengan bersenjatakan petir, gemawan siap menjadi prajurit-prajurit-Nya, mereka siaga menyebar, memblokade, mempersempit celah-celah langit, bahkan memberangus bagi manusia yang melintasinya.

Hanya pada manusia yang mampu menghimpun daya, yang sanggup melenturkan getasnya upaya, yang sanggup lolos dari aral itu.
Ia dijamu dan dipersilahkan melepas kerinduan bersama harapan dan kenyataan yang sempat tertunda.

Pada manusia yang tak mampu melintasinya, adalah lebih disebabkan lantaran ia lalai atau mungkin melupakan bahwa dirinya memiliki sisi kekurangan dan keterbatasan.

Bersiaplah, karena dalam kondisi itu bumerang siaga menebas jiwa, atau harapan tetap ada tapi kenyataan bukan pada ketinggian langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar